MALANG, AYOMALANG.COM - Pada tahun 1994, Gus Dur menominasikan kembali untuk memimpin PBNU. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Gus Dur tidak terpilih.
Pada minggu-minggu sebelum munas, pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur.
Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat oleh ABRI dalam tindakan intimidasi.
Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan ketiga.
Baca Juga: Mengenal Gus Dur, Awal Karir Sebagai Jurnalis hingga Mulai Terlibat di NU dan Politik
Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Megawati yang menggunakan nama ayahnya memiliki popularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezim Soeharto.
Gus Dur menasihati Megawati untuk berhati-hati dan menolak dipilih sebagai Presiden untuk Sidang Umum MPR 1998.
Megawati mengacuhkannya dan harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markas PDInya diambil alih oleh pendukung Ketua PDI yang didukung pemerintah, Soerjadi.
Artikel Terkait
Tempat Wisata Religi Makam Gus Dur Boleh Dibuka untuk Umum dengan Prokes Ketat
Alhamdulillah, Mulai 1 November Makam Pendiri NU dan Gus Dur Dibuka untuk Umum
Mengenal Siapa Gus Dur, Nama Lengkap dan Riwayat Pendidikannya
Mengenal Gus Dur, Awal Karir Sebagai Jurnalis hingga Mulai Terlibat di NU dan Politik
Gus Dur Quote, 11 Kata Mutiara dari Gus Dur tentang Kemanusiaan
Humor Gus Dur: Calon Presiden Amerika