MALANG, AYOMALANG.COM - Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ), Profesor Muhammad Quraish Shihab menjelaskan tentang awal mula terjadinya peringatan Maulid Nabi Muhammad saw atau hari kelahiran Nabi. Seperti diketahui nabi lahir di Mekkah, pada 12 Rabi'ul Awal tahun 570 M.
Menurut beliau, terdapat dua jawaban yang dapat menceritakan awal mula Maulid Nabi.
Seperti yang dikutip Ayomalang dari nu.online.or.id 20 Oktober 2021, Pertama ketika nabi bersyukur atas kelahirannya kepada Allah swt. Rasa syukur itu dilakukannya dengan cara berpuasa pada hari Senin.
"Dalam (riwayat hadits) Shahih Muslim oleh sahabat Nabi ditanya, kenapa Nabi berpuasa pada hari senin? Beliau (nabi) menjawab, itulah hari dimana aku lahir," ujar Prof Quraish dalam tayangan Shihab dan Shibab.
Kedua, lanjut dia, merujuk ke zaman Rasulullah saw sebelum diangkat menjadi Rasul, di mana pada saat itu ada orang yang bergembira menyambut kelahirannya, yakni Abu Lahab. Bahkan dikisahkan, saat setelah mendengar kabar kelahiran nabi, ia langsung memerdekakan satu budaknya.
Baca Juga: Simak Cara Religius Golkar Jatim Ini Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Hari Jadinya
“Al-Abbas paman nabi menceritakan bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab mengatakan keadaannya, 'saya seperti yang engkau lihat tersiksa, tetapi setiap hari Senin Allah meringankan siksanya kepadaku karena aku bergembira kelahiran Nabi Muhammad," jelas Prof Quraish mengisahkan.
Namun demikian, ia mengungkapkan, awal mula perayaan Maulid Nabi dengan aneka hiasan baru dimulai pada zaman Dinasti Abbasiyah di zaman Khalifah Al-Hakim Bilah, yang merayakan maulid bersama permaisuri, lengkap dengan pakaian yang indah.
"Dari sini kemudian sampai sekarang di Mesir hal itu diperingati dalam bentuk membuat boneka-boneka dari manisan. Di situ digambarkan permaisuri dengan pakaian putihnya, ada khalifah dengan naik kuda sebagai bentuk kesyukuran, peringatan mendidik anak-anak mencintai rasul ini kemudian berkembang di mana-mana," ungkap Prof Quraish.
Peringatan dan perayaan Maulid Nabi yang berkembang hingga hari ini, lanjut dia, baik antara komunitas Muslim di satu tempat dengan yang lainnya mempunyai cara yang berbeda dalam merayakannya.
“Di Sulawesi Selatan misalnya. Maulid Nabi dirayakan dengan membuat lampu-lampu dari simpron kemudian dihias dengan aneka aksesoris,” jelas Profesor kelahiran Sidenreng Rappang 77 tahun, lalu itu.
“Memang Allah memerintahkan qul wabifadlillahi wabirohmati fabidzalika falyafrahu wa khairum mimma yajma’un. Berkat rahmat Allah, berkat anugerah Allah hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik. Ini yang dijadikan dasar dan dalil para ulama untuk merayakan Maulid (Nabi),” imbuh penulis buku Membumikan Al-Qur’an itu
Artikel Terkait
Mengintip Perayaan Maulid Nabi di Sejumlah Kota di Yaman, Sejumlah Jalan dan Bangunan Dihias dan Didekorasi
Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Cocok Dibagikan kepada Teman, Saudara, dan Keluarga
Di Bulan Maulid Nabi, Gus Mus Posting Sejarah Kasidah Burdah Berbagai Versi, yang Populer Karya Al-Busheiri
Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Empat Akhlak Rasulullah yang Bisa Kita Teladani
Gus Fahmi: Peringati Maulid Nabi Cukup dengan Hati yang Bersih untuk Membuktikan Kecintaan kepada Rasulullah
Berikut Contoh Teks MC dan Susunan Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW