Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Ini Sebut Awal Ramadhan Muhammadiyah dan NU Sama, Tapi...

- Rabu, 22 Maret 2023 | 16:56 WIB
Peneliti Astronomi BRIN Thomas Djamaludin (Tangkapan layar)
Peneliti Astronomi BRIN Thomas Djamaludin (Tangkapan layar)

AYOMALANG.COM -- Perbedaan penentuan awal Ramadhan sampai bulan puasa itu berakhir sebagai penanda Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal masih sering diperdebatkan.

Para ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, perbedaan muncul bukan karena metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan). Melainkan perbedaan kriteria.

Kriteria Wujudul Hilal (WH) digunakan Muhammadiyah. Sedangkan kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh NU dan beberapa ormas lain.

Baca Juga: 124 Lokasi Pemantauan Rukyatul Hilal Awal Bulan Puasa 1 Ramadhan 1444 Hijriyah, Hasilnya Diumumkan Rabu Depan

Alhasil, salah seorang ahli BRIN memprediksi penentuan akhir Syaban maupun awal Ramadhan antara Muhammadiyah dengan NU bakal sama. Yakni, bulan puasa wajib 1444 Hijriyah tahun ini mulai Kamis 23 Maret 2023.

Hanya, penentuan akhir bulan Ramadhan sekaligus penanda awal bulan Syawal 1444 Hijriyah kedua organisasi Islam besar di Indonesia tersebut berpotensi berbeda.

Peneliti Ahli Utama BRIN Prof Thomas Djamaludin mengungkapkan, ada potensi kesamaan 1 Ramadhan antara Muhammadiyah dengan NU. Penentuan awal Ramadhan bisa sama jika posisi bulan memenuhi kriteria baru MABIMS dan memenuhi kriteria WH.

Ada potensi kesamaan awal Ramadhan. Apabila saat Maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat [3-6,4] (wilayah arsir hijau pada gambar atas) dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal.
Ada potensi kesamaan awal Ramadhan. Apabila saat Maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat [3-6,4] (wilayah arsir hijau pada gambar atas) dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal. (Tangkap layar Brin Insight Every Friday)

"Apabila saat Maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat [3-6,4], dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal," jelas Thomas sebagaimana dikutip AyoMalang.com dari laman resmi BRIN pada 3 Maret 2023 dalam kegiatan Brin Insight Every Friday.

Namun, kesamaan penentuan awal Ramadhan tak menjamin kesamaan penentuan Idul Fitri. Di sisi lain, Thomas menyebut adanya potensi perbedaan terkait Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Bahkan berdasarkan perhitungan BRIN, ada potensi perbedaan penentuan Idul Fitri 1444 antara Muuhammadiyah dengan NU.

Baca Juga: Kepastian Awal Ramadan 1444 Hijriyah dari Pemerintah, Berikut Agenda Sidang Isbat Akhir Syaban dan Teknisnya

Thomas kemudian menjelaskan alasan Muhammadiyah dan NU bakal potensi berbeda dalam penentuan Idul Fitri.

Hal itu disebabkan karena pada saat Maghrib Kamis 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS.

Halaman:

Editor: Suryo Eko Prasetyo

Sumber: brin.go.id

Tags

Terkini

X