Maraknya Pencurian Data Perbankan, Pengamat: Masih Faktor Utama, Mayoritas Akibat Kelalaian Nasabah

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 22:33 WIB
Ilustrasi melengkapi berita Kelalaian Nasabah Masih jadi Faktor Utama Maraknya Pencurian Data Perbankan (AyoBandung.com)
Ilustrasi melengkapi berita Kelalaian Nasabah Masih jadi Faktor Utama Maraknya Pencurian Data Perbankan (AyoBandung.com)

AYOMALANG.COM -- Perlindungan data pribadi saat ini masih menjadi isu panas untuk dibahas. Sejumlah kasus peretasan data atau cyber crime masih banyak terjadi.

Dan menimpa sejumlah lembaga besar di Indonesia, termasuk salah satunya lembaga perbankan.

Apalagi, belakangan juga marak terjadi pembobolan data akibat keteledoran nasabah yang tidak bisa menjaga data perbankannya.

Perbankan masih menjadi pilihan masyarakat menyimpan uangnya. Dengan menyimpan uang di bank, maka pemilik uang menjadi lebih tenang dan merasa aman.

Baca Juga: BTN Bukukan Laba Bersih Rp3,04 triliun per 31 Desember 2022, Dorong Suplai Rumah Rakyat Layak Huni-Terjangkau

Namun demikian ternyata masih ada kasus-kasus ketika nasabah merasa kehilangan uangnya, dan saldo simpanannya berkurang meskipun tak menarik uangnya.

Hal ini sejalan dengan masyarakat yang masih kurang peka terhadap pentingnya menjaga kerahasiaan PIN ATM. Secara prinsip semua kegiatan perbankan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).

Dengan demikian setiap kegiatan layanan perbankan sudah pasti dilakukan secara hati-hati. Namun begitu, pembobolan data nasabah masih saja terjadi.

Banyak faktor yang menjadi pemicu, baik dari sistem perbankannya maupun dari nasabah. Akan tetapi sejauh ini pembobolan data nasabah umumnya lebih disebabkan oleh kelalaian nasabah itu sendiri.

Baca Juga: Suport Bank BTN ke UMKM Termasuk KUR Buat Pembiayaan Mikro-Kecil Naik dari Rp4,1 Triliun Menjadi Rp4,4 Triliun

Seperti yang terjadi pada nasabah Bank BTN baru-baru ini yang viral di media sosial. Nasabah itu mengeluhkan dananya hilang di tabungan yang diduga karena tidak bisa menjaga kerahasiaan data perbankannya.

Nasabah itu pun ngamuk ke salah satu petugas bank dan menyinggung soal jangka waktu delapan bulan. BTN pun mengimbau nasabah agar menjaga kerahasiaan data pribadi baik berupa identitas, buku tabungan, PIN maupun data pribadi lainnya.

Hal ini untuk mencegah hal-hal yang bisa merugikan nasabah. Adalah Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengakui, pembobolan data nasabah memang sejauh ini umumnya lebih banyak disebabkan oleh kelalaian nasabah.

Baca Juga: Laba BTN Syariah Naik 80 Persen, Optimistis 2023 Dapat Menyalurkan Pembiayaan dengan Pertumbuhan Double Digit

Halaman:

Editor: Suryo Eko Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X