Di Selatan Pasar Comboran Minuman Legendaris Itu Eksis Sejak 1979, Es Tape Generasi Lanjutan Pertahankan Bakul

- Sabtu, 3 Juni 2023 | 15:30 WIB
Foto sampul Nakam Mbois edisi Es Tape Pasar Comboran Kota Malang. (Volkpop/Dicky Hanafi)
Foto sampul Nakam Mbois edisi Es Tape Pasar Comboran Kota Malang. (Volkpop/Dicky Hanafi)

 

AYOMALANG.COM -- Salah satu spot menarik di selatan Pasar Comboran Kota Malang bagi pemburu kuliner, khususnya minuman legendaris es tape. Tepatnya di Jalan Peltu Sujono, Sukoharjo, Klojen sebelum simpang tiga dengan Jalan Susanto, Ciptomulyo, Sukun.

Bagi Juma'ali, pedagang es tape dengan bakul yang dipikul generasi kedua. Dia mewarisi tradisi turun temurun peninggalan sang ayah, Muhammad Kapi. Dia tak ingin meninggalkan cara jualan tradisional.

Meski sudah banyak pedagang lain yang meninggalkannya. Juma'ali mengatakan, kendati banyak pelanggan yang akrab dengan es tape yang dia jual, Juma'ali tak pernah terpikir untuk membuka lapak ataupun mendirikan kedai.

Baca Juga: Resep Menu Camilan Rumahan Lezat, Roll Tape Singkong Crispy, Rasanya Bikin Nagih

"Saya dari dulu memilih mempertahankan yang ada, apa yang bapak saya jual dulu. Sampai tempatnya pun juga sama," ungkap Juma'ali sebagaimana lansiran Ngopibareng pertengahan November.

Walau tidak ada resep spesial, Juma'ali mengaku mempertahankan resep turun-temurun dari sang ayah sudah cukup untuk membuat pelanggan tak berpaling. Resep itu pula yang diyakini sebagai kunci dagangannya tetap eksis hingga sekarang.

"Saya mempertahankan itu, terus rasanya juga sama. Saya gak menambahkan apapun. Tetap yang diturunkan dari bapak saya, yakni tape biasa yang didiamkan selama seminggu, terus dikasih kuah gula, gitu aja," resepnya.

Baca Juga: 5 Jenis Tape Kuliner Hasil Fermentasi Mudah Terkenal di Nusantara. NO 2 Khas Banget

Dengan resep keluarga, es tape itu diolah langsung oleh Juma'ali. Dia tak pernah mempekerjakan karyawan untuk membantu proses pembuatannya. Juma'ali sesekali dibantu Kapi, yang juga tinggal di rumah yang sama, di Jalan Candi Panggung, Mojolangu, Lowokwaru.

"Karena kalau sudah ada tangan orang lain itu rasanya beda, meskipun resepnya sama. Soalnya ini kan diajari langsung, dan saya lihat langsung bagaimana bapak saya membuat tape. Jadi semuanya saya kerjakan sendiri," tutur bapak dua anak ini.

Dengan mempertahankan konsep dan cita rasa itu, kata Ali, sapaan akrabnya, omset penjualan es tapenya meningkat dari tahun ke tahun. "Mulai saya jualan kan 2006, sampai sekarang jumlahnya tak menyusut," kenangnya.

Baca Juga: Menjelang Lebaran, UMKM Bolu Tape Boltapiet Malang Ini Kebanjiran Order, Sehari Meningkat Jadi 10 Lusin Paket

"Tetap sekitar 400 sampai 500 mangkuk setiap hari. Bahkan ini bertambah, dulu pas awal itu 300-an mangkuk. Alhamdulilah pelanggan saya tetap bertahan di angka segitu," tutur Juma'ali.

Halaman:

Editor: Suryo Eko Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

HUT ke-62 IKWI, IKWI Jabar Rahim Lomba Ini

Jumat, 21 Juli 2023 | 15:02 WIB

Terpopuler

X