Angka Pengangguran Malang Tinggi, Ribuan Pencari Kerja Sambangi Job Fair di Universitas Negeri Malang

- Jumat, 26 Mei 2023 | 12:53 WIB
300 lowongan kerja (Loker) dibuka melalui Social Career, Job Fair dan TEP Festiva yang digelar Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM). (Dok. KabarID)
300 lowongan kerja (Loker) dibuka melalui Social Career, Job Fair dan TEP Festiva yang digelar Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM). (Dok. KabarID)

AYOMALANG.COM -- Angka pengangguran di Kota Malang masih tinggi. Pada tahun 2022, jumlah warga yang belum bekerja mencapai 34.678 orang.

Karenanya, Pemerintah Kota Malang dan berbagai perguruan tinggi melakukan berbagai upaya untuk mengurangi angka pengangguran tersebut.

Seperti event yang digelar kemarin, Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan job fair.

Detra Kurnia, Ketua Pelaksana Job Fair UM, mengatakan bahwa sejak Rabu (24/5), sekitar 2 ribu pencari kerja memanfaatkan acara tersebut.

"Ada 30 perusahaan yang menawarkan 300 posisi kerja," ujar Detra.

Cara ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di Malang, karena beberapa perusahaan melakukan proses wawancara langsung maupun tahap rekrutmen selanjutnya.

Namun, belum ada data resmi mengenai berapa banyak yang diterima.

"Setidaknya, angka pengangguran yang naik akibat pandemi Covid-19 dapat turun," tambah Detra.

Adita Windasari, seorang pencari kerja di job fair, mengungkapkan bahwa mencari pekerjaan saat ini sulit.

Ia, yang saat ini bekerja di perusahaan pertanian, menyadari bahwa angka pengangguran yang meningkat disebabkan oleh beberapa faktor.

"Sekarang mencari pekerjaan itu seperti mencocokkan, siapa tahu di job fair ada pekerjaan yang cocok langsung saya ambil," ucap Adita, yang merupakan alumni Universitas Brawijaya (UB).

Di sisi lain, Titis Andayani, Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, menyatakan bahwa job fair masih menjadi salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran.

Selain itu, mereka juga mencatat peningkatan pengajuan kartu kuning atau kartu pencari kerja setiap tahunnya.

"Kami juga mengadakan pelatihan kerja sesuai minat masyarakat. Namun, karena keterbatasan dalam sektor pekerjaan, beberapa pencari kerja juga diarahkan ke sektor wirausaha," jelas Titis.***

Halaman:

Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Tags

Terkini

X