Hukum Sholat Rebo Wekasan Sunah atau Malah Haram? Begini Penjelasan Syekh Abdul Hamid dan Hasyim Asy'ari

- Selasa, 20 September 2022 | 07:05 WIB
Rebo wekasan yang dilakukan pada akhir bulan safar di hari rabu sebagai bentuk tolak bala. (Pexels/Lucas Pezeta)
Rebo wekasan yang dilakukan pada akhir bulan safar di hari rabu sebagai bentuk tolak bala. (Pexels/Lucas Pezeta)

AYOMALANG.COM -- Memasuki minggu ke-3 bulan ini, tepatnya Rabu 21 September 2022, diyakini menjadi Rabu terakhir pada bulan Safar 1444 Hijriah.

Usia bulan Safar mencapai 29 hari yang tahun ini jatuh pada Senin 26 September 2022 (29 Safar 1444 Hijriah).

Alhasil pada Rabu 21 September 2022 atau 24 Safar 1444 Hijriah merupakan Rabu pemungkas (Rebo Wekasan) 2022 Safar dalam kalender bulan Islam.

Salah satu yang acapkali dipersoalkan sejumlah kalangan adalah penyelenggaraan shalat Rebo Wekasan atau Rabu terakhir pada bulan Safar.

Baca Juga: Amalan-amalan Bulan Safar dari Perbanyak Baca Al Quran sampai Ibadah Rabu Terakhir atau Rabu Wekasan

Mulai dari sejarah, ritual atau musibah yang diasumsikan pada hari tersebut. Termasuk yang sering ramai diperbincangkan adalah ritual shalat Rebo Wekasan.

Sebagian menerima, sebagian yang lain menolaknya. Sebenarnya bagaimana pandangan fiqih Islam mengenai hukum shalat Rebo Wekasan?

Pada dasarnya, tidak ada nash sharih yang menjelaskan anjuran shalat Rebo Wekasan. Oleh karenanya, bila shalat Rebo Wekasan diniati secara khusus.

Misalkan “Aku niat sholat Safar”, “Aku niat sholat Rebo Wekasan”, maka tidak sah dan haram. Hal ini sesuai dengan prinsip kaidah fiqih:

والأصل في العبادة أنها إذا لم تطلب لم تصح

Artinya: Hukum asal dalam ibadah apabila tidak dianjurkan, maka tidak sah. (Lihat: Syekh Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfah al-Habib Hasyiyah ‘ala al-Iqna’, juz 2, halaman: 60).

Baca Juga: Rabu Wekasan Jatuh di Bulan September, Tanggal Berapakah?

Atas pertimbangan tersebut, ulama mengharamkan Shalat Raghaib di awal Jumat bulan Rajab, Shalat Nishfu Sya’ban, Shalat Asyura’ dan Shalat Kafarat di akhir bulan Ramadhan. Karena shalat-shalat tersebut tidak memiliki dasar hadits yang kuat. Hal tersebut sebagaimana ditegaskan dalam kitab I’anah al-Thalibin sebagai berikut:

قال المؤلف في إرشاد العباد ومن البدع المذمومة التي يأثم فاعلها ويجب على ولاة الأمر منع فاعلها صلاة الرغائب اثنتا عشرة ركعة بين العشاءين ليلة أول جمعة من رجب وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة وصلاة آخر جمعة من رمضان سبعة عشر ركعة بنية قضاء الصلوات الخمس التي لم يقضها وصلاة يوم عاشوراء أربع ركعات أو أكثر وصلاة الأسبوع أما أحاديثها فموضوعة باطلة ولا تغتر بمن ذكرها اه

Halaman:

Editor: Suryo Eko Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X